Vital sign merupakan tanda-tanda penting dalam tubuh manusia yang terdiri dari empat hingga enam tanda medis terpenting menunjukkan status fungsi vital tubuh.
Pengukuran ini dilakukan guna memberikan bantuan berupa petunjuk dalam menilai kondisi kesehatan fisik secara umum seseorang sekaligus memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya penyakit tertentu dan menunjukkan kemajuan menuju pemulihan.
Secara garis besar vital sign ini terdiri atas hal-hal yang erat hubungannya dengan tekanan darah, pulsus, pernafasan dan suhu tubuh. Vital sign mempunyai dua manfaat dari dilakukannya pengukuran vital sign selama pemeriksaan awal.
Yang pertama adalah menentukan nilai dasar normal yang bisa memastikan adanya perbandingan standar saat dalam kondisi gawat darurat yang terjadi selama perawatan. Jika kondisi gawat darurat sedang berlangsung maka pasien perlu mengenal secukupnya saja tentang pengetahuan mengenai nilai-nilai normal guna menentukan keparahan penyakit yang sedang dihadapi.
baca juga; layanan perawat home care di Bali >>>>
Contohnya adalah pasien hilang kesadaran secara tiba-tiba dimana memiliki kondisi tekanan darah 90/50 mmHg, perhatiannya akan menjadi berbeda terhadap pasien yang mempunyai tekanan darah normal yaitu 180/110 mmHg. Atau seorang pasien yang berada pada kondisi shock mungkin masih bisa bertahan dalam keadaan baik-baik saja.
Yang kedua adalah untuk mengidentifikasikan abnormalitas positif yang berhasil didiagnosa maupun yang belum terdiagnosa. Contohnya adalah terhadap pasien dengan hipertensi parah yang tidak terkontrol dan tidak teridentifikasi serta kurang mendapatkan manajemen yang baik akan berkembang menjadi kondisi yang sangat berbahaya.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah untuk mendeteksi guna dijadikan sebagai dasar untuk mendiagnosis jika ditemukan kondisi abnormalitas yang signifikan maka pasien harus dirujuk ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Objek Dari Vital Sign
Seperti dijelaskan tersebut di atas bahwa secara garis besar vital sign terdiri atas tekanan darah, pulsus, pernafasan dan suhu tubuh. Objek dari vital sign ini akan kami jelaskan lebih lengkap tersebut di bawah ini.
1. Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan melakukan pemeriksaan indirek pada ekstremitas atas dengan manset tekanan darah dan stetoskop. Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah untuk menentukan adanya normotensi, hipertensi atau hipotensi. Rata-rata metode yang digunakan adalah metode auskultasi terhadap pengukuran tekanan darah yang direkomendasikan oleh American Heart Association yaitu sebagai berikut :
- Pasien dalam kondisi duduk yang nyaman dengan tidak menyilangkan kaki. Lalu manset dipasang pada lokasi arteri brakialis. Manset diletakkan ketat pada bagian lengan atas dengan lengan baju yang sudah disingkap, batas bawah kira-kira satu inchi di atas fossa antecubital. Manset standar menunjukkan tanda panah yang didesain tepat ditengah manset, terpusat di atas arteri brakialis yang sebelumnya telah dipalpasi (menurut aspek medial pada tendon bisep).
- Selanjutnya adalah memperhatikan kondisi saat pulpus radialis dipalpasi maka manset dikembangkan hingga pulsus radial menghilang lalu ditambahkan hingga 20-30 mmHg (pada tekanan sistolik palpatoir).
- Stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis yang sebelumnya telah dipalpasi yang membelok ke arah siku dalam fossa antecubital (tidak menyentuh manset).
- Katup tekanan perlahan-lahan dilepaskan, jarum akan menurun 2-3 mmHg per detik. Dengan menurunnya jarum maka titik yang dicatat adalah suara denyut pertama (suara Korotkoff) yang terdengar jelas. Pada kondisi ini dicatat sebagai tekanan sistolik.
- Jarum masih berlanjut turun, suara denyut semakin kencang hingga berkurang pada detak yang terdengar mulai melemah untuk beberapa saat lalu seketika menghilang. Indeks tekanan diastolik menjadi standar saat suara menghilang. Kadang-kadang suara redaman masih terdengar berlanjut di bawah tekanan diastolik sesungguhnya. Apabila hal ini terjadi maka suara meredam pertama digunakan sebagai tekanan diastolic.
- Pada pasien usia lanjut dengan tekanan pulsus yang lebar, bunyi Korotkoff sudah tidak terdengar lagi antara kondisi tekanan sistolik dan diastolik dan mungkin muncul kembali jika pengempisan manset dilanjutkan. Ini dikenal dengan femonema auscultatory gap.
2. Nadi / Pulsus
Prosedur standar untuk memeriksa pulsus adalah sebagai berikut :
- Palpasi arteri karotis berada pada bagian tepi trakea atau arteri radial pada sisi ibu jari lengan. Pemanfaatan arteri karotis sudah cukup familiar terutama pada bidang kedokteran gigi yang mendapatkan pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) dimana kedua arteri ini menggambarkan kondisi yang sebenarnya karena merupakan arteri utama yang mensuplai otak terlebih dalam kondisi gawat darurat maka arteri ini dapat dipalpasi saat arteri perifer lainnya tidak bisa dipalpasi. Arteri ini letaknya sangat mudah ditemukan sehingga mudah dipalpasi karena ukurannya. Untuk pemeriksaan terbaik disarankan melakukannya selama satu menit guna mendeteksi adanya ritme irregular.
- Meraba dengan tiga jari tangan yaitu tepat di bagian atas arteri radialis. Ini digunakan untuk proses fiksasi dan untuk mendeteksi denyutan. Setelah denyut nadi teraba oleh jari-jari maka kondisi tetap dipertahankan pada posisinya kemudian dilakukan pengukuran frekuensi dan irama nadi.
3. Pernafasan
Tujuannya adalah untuk menilai frekuensi pernafasan. Teknik yang digunakan yaitu operator berdiri di belakang dan tanpa sepengetahuan pasien kemudian dilakukan observasi sangkar dada dengan menghitung jumlah gerakan sangkar dada (siklus fase inspirasi dan ekspirasi) dalam satu menit. Intepretasi kecepatan respirasi normal adalah bayi sekitar 24-30 siklus per menit, anak-anak sekitar 20-24 siklus per menit, remaja dan dewasa muda adalah 12-18 siklus per menit dan dewasa adalah 8-12 siklus per menit.
4. Suhu Tubuh
Tujuannya adalah untuk menentukan suhu tubuh penderita. Tehnik yang digunakan adalah terfokus pada berbagai alat tera suhu tubuh yang disesuaikan dengan alat tera yang akan digunakan. Intepretasinya adalah suhu tubuh orang dewasa normal sekitar 36,1 C sampai dengan 37,5 C, sub febris 37,5 C sampai dengan 38,5 C dan febris di atas 38,5 C.
Vital sign ini penting untuk diketahui, bagi kesehatan sesorang, jika sesuatu terjadi dan merujuk akan adanya gangguan kesehatan pada tubuh, maka segeralah datang ke dokter atau tempat fasilitas kesehatan lainnya.
Jika anda tidak punya waktu luang, anda bisa menggunakan jasa perawat panggilan atau layanan home care yang ada di kota anda. Perawat home care banyak tersedia saat ini, untuk memberikan bantuan segera untuk datang ke rumah anda.
Kami menyediakan layanan perawat home care di Bali, dengan wilayah layanan Denpasar, Badung, Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, Mengwi, Tabanan, Gianyar. Meliputi perawat untuk lansia, luka pasca operasi, pendamping jaga pasien di rumah sakit, dll.
Leave a Reply